Yogyakarta, 26 Maret 2024 – PCI NU TIONGKOK dan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga dengan rasa syukur dan bangga telah menyelenggarakan acara Roadshow: Seminar dan Diskusi Buku “Santri Indonesia di Tiongkok” pada (25/03/2024) yang bertempat di Convention Hall Lt.2 kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan juga disiarkan melalui media youtube Protean Institute, Metro TV dan Metro Xinwen. Kegiatan ini dihadiri oleh Bapak Prof. Dr. Phil. H. Al Makin, S. Ag., M.A. dibuka oleh Dekan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga yaitu Bapak Prof. Dr Muhammad Wildan, M. A. Kemudian di bersamai oleh moderator Ibu Himayatul Ittihadiyah, M. Hum selaku pengurus Muslimat PW NU Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada kegiatan ini diisi oleh narasumber yang memiliki keahlian serta bepengalaman dalam perjalanan dan kontribusi santri Indonesia di negeri Tiongkok. Para narasumber yang mengisi diantaranya Bapak Ahmad Syaufuddin Zuhri, Ph. D (Cand) sebagai perwakilan dari PCI NU Tiongkok, Bapak Budy Sugandi, Ph. D sebagai perwakilan dari PCI NU Tiongkok dan Bapak Moh. Khoerul Anwar, Ph. D selaku dosen UIN Sunan Kalijaga.
Roadshow Seminar dan Diskusi Buku “Santri Indonesia di Tiongkok” merupakan rangkaian kegiatan program tahunan NIHAO RAMADHAN 2024 di 6 kota yakni Kendal, Banda Aceh, Pontianak, Yogyakarta, Indramayu, dan Mataram, yang diselenggarakan oleh PCI NU TIONGKOK dalam rangka menyemarakkan hari lahir ke 101 NU. Kegiatan ini bertujuan dapat memperluas pemahaman tentang peran santri Indonesia di Tiongkok. Pada kegiatan ini narasumber berbagi mengenai ilmu, pengalaman dan nilai-niai yang beliau dapatkan sebagai seorang santri yang juga telah menempuh Pendidikan di Tiongkok. Dari ilmu dan pengalaman tersebut harapannya dapat membuka pintu atau memberi gambaran bagi para santri, mahasiswa atau siapapun yang ingin menempuh Pendidikan di negeri china khususnya Tiongkok seperti kutipan yang disampaikan oleh salah satu narasumber berdasarkan hadist “Tuntutlah Ilmu walaupun sampai ke negeri china”. Peserta yang tergabung dalam acara ini diantaranya para mahasiswa dari berbagai universitas dan jurusan, santri, serta lembaga profesonal.
Seminar dan diskusi buku ini menjadi salah satu cara untuk membuka wawasan, memahami serta mengenal lebih jauh tentang bagaimana kondisi di Tiongkok sebagai daerah yang selama ini kadang masih “dikhawatirkan” bagi sebagian orang khususnya muslim. Pembahasan mengenai kondisi keislaman, pendidikan, sejarah, budaya, dan peran santri Indonesia di Tiongkok tentu menjadi penting dan berharga berdasarkan ilmu serta pengalaman dari para narasumber yang telah didiskusikan pada acara ini. Di akhir acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan dipandu oleh moderator mengenai hal-hal yang berhubungan dengan seminar dan diskusi buku Santri Indonesia di Tiongkok. Kemudian dilanjutkan dengan penyerahan kenang-kenangan dan foto bersama antara narasumber dengan penanya.
Kontributor: Uzi & Nisrina