
Apa Itu Cyberchondria?
Cyberchondria adalah istilah yang semakin relevan di dunia digital saat ini. Dengan mudahnya kita mengakses informasi kesehatan di internet, banyak orang yang tergoda untuk mencari tahu tentang gejala atau penyakit yang mereka alami. Sayangnya, pencarian ini sering kali berujung pada siklus pencarian yang berulang, yang justru menambah kecemasan. Banyak informasi yang kita temukan tidak akurat atau menyesatkan, membuat kita bingung dan semakin cemas, seolah internet menjadi “dokter” yang salah. Perilaku ini mirip dengan gangguan obsesif-kompulsif, di mana kita terus mencari jaminan tentang kesehatan kita. Ditambah dengan faktor psikologis seperti rendahnya rasa percaya diri, cyberchondria dapat memiliki dampak serius pada kesehatan mental kita. Dengan semua kemudahan ini, sangat penting untuk lebih bijak dalam mencari informasi kesehatan dan selalu berkonsultasi dengan tenaga medis yang tepat.
Dampak Negatif Cyberchondria
Pencarian berlebihan di internet tentang kesehatan ini dapat menyebabkan dampak negatif yang signifikan pada kesehatan mental dan fisik kita. Salah satu masalah utamanya adalah informasi yang tidak akurat. Dengan begitu banyak sumber kesehatan yang tersedia, sering kali kita menemukan informasi yang tidak terverifikasi, yang bisa menimbulkan kebingungan dan keputusan yang salah. Ketidakpastian untuk menemukan informasi yang dapat dipercaya hanya memperburuk keadaan, menciptakan siklus pencarian yang tak ada habisnya. Selain itu, pencarian yang berlebihan ini bisa meningkatkan kecemasan kesehatan. Penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak kita mencari informasi kesehatan, semakin tinggi pula kecemasan yang kita rasakan. Pencarian awal mungkin memberikan sedikit ketenangan, tetapi sulitnya menemukan informasi yang menenangkan justru bisa memicu kecemasan kembali. Hal ini membuat banyak orang menunda untuk berkonsultasi dengan dokter, berpikir informasi yang mereka temukan sudah cukup. Tanpa evaluasi dari tenaga medis, risiko salah diagnosis pun meningkat, yang bisa berakibat serius. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk lebih bijak dalam menggunakan sumber informasi kesehatan online dan tidak ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.

Mengapa Cyberchondria Muncul?
Cyberchondria muncul karena beberapa faktor yang saling terkait, terutama kemudahan akses informasi dan ketidakpastian kesehatan pribadi. Dengan internet, kita memiliki akses ke berbagai informasi kesehatan hanya dengan beberapa klik. Namun, keragaman sumber dari media sosial hingga blog seringkali membuat kita bingung, karena tidak semua sumber dapat dipercaya. Selain itu, kenyamanan mencari informasi secara online membuat kita lebih mudah membahas topik kesehatan sensitif secara pribadi, yang sering kali mendorong perilaku pencarian yang kompulsif. Di sisi lain, meningkatnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan membuat kita lebih waspada terhadap gejala yang kita alami, mendorong pencarian informasi lebih lanjut. Kombinasi kekhawatiran pribadi dan tekanan sosial menciptakan lingkungan yang subur bagi kecemasan, di mana pencarian informasi justru meningkatkan kekhawatiran daripada memberikan jaminan. Penting bagi kita untuk memahami faktor-faktor ini agar dapat mengurangi dampak negatif cyberchondria, seperti dengan mengevaluasi sumber informasi secara kritis dan meningkatkan komunikasi dengan tenaga medis.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh cyberchondria, kita perlu pendekatan yang beragam, seperti meningkatkan literasi kesehatan digital dan mendorong konsultasi dengan profesional. Literasi kesehatan digital adalah kemampuan untuk mencari, menemukan, memahami, dan menilai informasi kesehatan dari sumber elektronik. Semakin tinggi literasi kesehatan digital, semakin baik hasil kesehatan yang kita capai. Oleh karena itu, inisiatif pendidikan seperti lokakarya dan kursus online sangat diperlukan, terutama bagi kelompok usia yang lebih tua yang mungkin kesulitan mengakses informasi kesehatan digital. Selain itu, kita harus membiasakan diri untuk mencari nasihat medis, meskipun informasi online mudah diakses. Sistem kesehatan juga perlu meningkatkan kehadirannya di ruang digital dengan menyediakan layanan telehealth dan konten edukatif yang mendorong kita untuk berinteraksi dengan tenaga medis. Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung di mana kita merasa nyaman membahas temuan online, serta memanfaatkan teknologi untuk pengingat pemeriksaan rutin, kita bisa mendorong pendekatan proaktif terhadap kesehatan kita. Dengan langkah-langkah ini, kita tidak hanya mengurangi dampak negatif cyberchondria, tetapi juga meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat secara keseluruhan.
Kontributor: Hasya Azeezah
Sumber:
Gandla, S., Dayala, P., & Kadiyala, P. (2021). Cyberchondria: An emerging form of health anxiety. Archives of Mental Health, 22(2), 148–152. https://doi.org/10.4103/amh.amh_49_21
Mathes, B. M., Norr, A. M., Allan, N. P., Albanese, B. J., & Schmidt, N. B. (2018). Cyberchondria: Overlap with health anxiety and unique relations with impairment, quality of life, and service utilization. Psychiatry Research, 261, 204–211. https://doi.org/10.1016/j.psychres.2018.01.002
Schenkel, S. K., Jungmann, S. M., Gropalis, M., & Witthöft, M. (2021). Conceptualizations of Cyberchondria and Relations to the Anxiety Spectrum: Systematic Review and Meta-analysis. Journal of Medical Internet Research, 23(11). https://doi.org/10.2196/27835
Starcevic, V. (2017). Cyberchondria: Challenges of Problematic Online Searches for Health-Related Information. In Psychotherapy and Psychosomatics (Vol. 86, Issue 3, pp. 129–133). S. Karger AG. https://doi.org/10.1159/000465525
Starcevic, V., Berle, D., & Arnáez, S. (2020). Recent Insights Into Cyberchondria. In Current Psychiatry Reports (Vol. 22, Issue 11). Springer. https://doi.org/10.1007/s11920-020-01179-8
Zhu, X., Zheng, T., Ding, L., & Zhang, X. (2023). Exploring associations between eHealth literacy, cyberchondria, online health information seeking and sleep quality among university students: A cross-section study. Heliyon, 9(6). https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2023.e17521